Dua Satelit Buatan Indonesia Diluncurkan Tahun 2015
Dua Satelit 100% Made in Indonesia Diluncurkan Tahun 2015
LAPAN A2 |
Jakarta – Indonesia selama ini belum mampu membuat dan meluncurkan
satelit sendiri. Satelit di Indonesia masih dibuat negara lain. Tahun
depan, Indonesia berambisi meluncurkan 2 satelit buatan anak bangsa
sendiri.
“Kita harus membangun satelit kita sendiri dan tidak
tergantung dengan teknologi luar, ini yang harus kita lalui lewat
percepatan teknologi satelit, agar kita bisa mengoperasikan satelit yang
kita bangun sendiri,” kata Sekretaris Kemenristek Hari Purwanto, di
Gedung BPPT, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (2/4/2014)
.
Menanggapi permasalahan tersebut, Kementrian Riset dan Teknologi
(Kemenristek) berusaha mandiri, dengan berupaya membangun sinergi antara
seluruh komponen pengguna dan penyedia teknologi sistem satelit
penginderaan jarak jauh (inderaja) melalui konsorsium nasional melalui
tiga Lembaga Pemerintah Non Kementrian (LPNK). 3 LPNK itu yakni Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT) dan Badan Informasi Geospasial (BIG).
Sementara Kepala Lapan Thomas Djamaluddin menjelaskan dalam UU no 21
tahun 2013 diamanatkan untuk membuat rencana induk keantariksaan selama
25 tahun dan hal itu tengah disusun. Salah satu impiannya yaitu,
memiliki satelit komunikasi dan penginderaan jauh sendiri di luar
satelit yang ada saat ini.
“Dengan memiliki satelit sendiri, kita
bisa menjadi negara yang mandiri dan punya daya saing, banyak aspek
kalau tetap bergantung dengan bangsa luar, seolah-olah kita
ditelanjangi.” jelas Thomas.
Thomas menekankan, pada dasarnya
Indonesia sudah bisa membuat satelit sendiri yaitu satelit mikro,
contohnya satelit Lapan A1 yang telah beroperasi selama 7 tahun. Satelit
itu dibuat oleh tangan-tangan putra Indonesia namun dirakit dan di
bawah pengawasan ahli di Jerman.
“Satelit Lapan A1 itu buatan
Indonesia, termasuk semua alat-alatnya tapi dirakit di Jerman.
Orang-orang kita diarahkan membuat satelit, dilatih dan diarahkan
membuat satelit dengan buaya Indonesia, pelatihnya juga dibayar,” tutur
Thomas
Satelit Lapan A1 itu diluncurkan dari Pusat Stasiun Luar
Angkasa Sriharikota, India tahun 2007 dan kini telah mengorbit di
ketinggian 630 km dari permukaan Bumi. Posisi orbitnya di dekat kutub
selatan.
“Lapan A1 merupakan satelit eksperimen pemantauan Bumi
dengan keistimewaan menggunakan video yang bisa dikendalikan. Bila kita
mengarahkan satu obyek di Bumi, bisa mengendalikan satelit itu,” papar
Thomas.
Karena masa ekonomis satelit Lapan A1 sudah habis, Lapan
didukung Kemenristek akan meluncurkan dua satelit lagi tahun 2015. Tak
seperti Lapan A1 yang dirakit putra bangsa di Jerman di bawah pengawasan
ahli dari negeri yang dipimpin kanselir Angela Merkel itu, dua satelit
ini murni dibuat tangan putra bangsa plus dirakit di Indonesia sendiri.
Satelit itu dinamakan Lapan A2 dan Lapan A3. Lapan A2, diberi muatan
transmitter radio amatir, kerjasama Lapan dengan Organisasi Radio Amatir
Indonesia (Orari) dan dimaksudkan untuk membantu penanganan daerah
bencana. Sedangkan Lapan A3 adalah kerjasama Lapan dengan IPB,
dimaksudkan untuk memantau potensi-potensi pertanian.
“Lapan A2
sekarang sedang disimpan di Ranca Bungur Bogor, Pusat Teknologi Satelit,
yang kita targetkan meluncur pertengahan tahun depan. Kita juga membuat
Lapan A3, sekarang dalam tahap pengujian dan pengintegrasian. Lapan A3
diharapkan juga tahun depan diluncurkan,” kata dia.
Kedua satelit
itu, Lapan A2 dan Lapan A3, seperti ‘saudara tua’nya diluncurkan dari
Pusat Stasiun Luar Angkasa Sriharikota, India. Kali ini, kedua satelit
akan diorbitkan mendekati garis ekuator. Kedua satelit itu beratnya 54
kg.
“Lapan A2, sama buatan Indonesia dengan Lapan A1 tapi beda
orbit. Kalau Lapan A2 orbitnya mendekati ekuator, kalau Lapan A1
orbitnya mendekati orbit polar (kutub). Satelit Lapan A2 sudah siap,
tinggal menunggu diluncurkan,” jelas Thomas.
0 komentar: